Sabtu, 26 Mei 2012

Pengembangan Masyarakat

Pengembangan Masyarakat

A.    Latar Belakang dan Pengertian
          Model intervensi pengembangan masyarakat (community development), Brokensha dan Hodge (1969: h.25-45) menyatakan bahwa akar munculnya model intervensi pengembangan masyarakat mempunyai sejarah yang panjang dan terkait dengan disiplin Ilmu Pendidikan (education) dan Bidang Pekerjaan Sosial (social work). Istilah pengembangan masyarakat diadopsi pada tahun 1948 untuk menggantikan istilah ‘pendidikan massa (mass education).
          Pada tahun 1925, kantor pemerintah colonial (the colonial office) mengeluarkan suatu memoranda dimana salah satu tujuan yang dicanangkan adalah untuk meningkatkan masyarakat secara utuh (to promote the advancement of community as a whole). Mereka mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai: “Suatu gerakan yang dirancang untuk meningkatkan taraf hidup keseluruhan komunitas melalui partisipasi aktif, dan jika memungkinkan, berdasarkan insiatif masyarakat….. Hal ini meliputi berbagai kegiatan pembangunan di tingkat distrik, baik dilakukan oleh pemerintah ataupun lembaga-lembaga non-pemerintah…
          Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.
“Community development is a movement designed to promote better living for the whole community with the active participation and on the initiative of the community” (Brokensha dan Hodge 1969, h.35).
          Pengembangan masyarakat harus dilakukan melalui gerakan yang kooperatif dan harus berhubungan dengan bentuk pemerintahan lokal terdekat (Colonial Office 1954: appendix D, h.49 dalam Brokensha dan Hdge, 1969: h.34) “A movement designed to promote better living for the whole community with the active participation, and, if possible, on the initiative of the community…. It includes the whole range of development activities in the district whether these are undertaken by government or unofficial bodies….
          Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.
“Community development is a movement designed to promote better living for the whole community with the active participation and on the initiative of the community” (Brokensha dan Hodge 1969, h.35).
            Di Amerika Serikat, akar dari pengembangan masyarakat, menurut Brokensha dan Hodhe (1969:h.36) bersumber dari disiplin pendidikan, terutama perluasan pendidikan  di tingkat pedesaan.
Dunham meyakini bahwa pengembangan masyarakat dan pengorganisasian masyarakat adalah dua konsep yang berbeda. Ia berpikir bahwa ‘pengembangan masyarakat’ lebih memfokuskan diri pada pengembangan kehidupan ekonomi, prasarana jalan, bangunan dam pendidikan, disamping bidang kesehatan dan kesejahteraan dalam arti sempit. Pengorganisasian (kesejahteraan) masyarakat lebih memfokuskan diri pada penyesuaian antara kebutuhan dan sumber daya yang terkait dengan kesejahteraan sosial di perkotaan, propinsi dan Negara, seperti pula pada wilayah pedesaan.
           Dunham (1958) mendefinisikan pengembangan masyarakat sebagai “berbagai upaya yang terorganisir yang dilakukan guna meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat, terutama melalui usaha yang kooperaitf dan mengembangkan kemandirian dari masyarakat pedesaan, tetapi hal tersebut dilakukan dengan bantuanj teknis dari pemerintah ataupun lembaga-lembaga sukarela” (“organized efforts to improve the conditions of community life, primarily through the enlistment of self-help and cooperative effort from the villagers, but with technical assistance from government or voluntary organizations”)

Prinsip-prinsip tersebut adalah:

1.    Kesatuan kehidupan masyarakat
2.    Pendekatan antar tim
3.    Community worker
4.    Pola budaya
5.    Kemandirian

          Pengorganisasian masyarakat di Amerika Serikat tahun 1960-an seringkali digunakan untuk menggambarkan suatu proses yang menekankan pada pendekatan-pendekatan yang non-direktif, dimana adanya keinginan masyarakat untuk mengatasi masalah yang ada, mengorganisir sumber daya yang ada dan memilih solusi mana yang akan digunakan, dan juga menekankan adanya partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut (“community organization in the USA is frequently used to describe a process where the emphasis is upon non-directive approaches, the insistence that members of a community shall work through their own problems, decide on solutions and organize their resources, the notion of participation to the fore.”)

          Pada negara ‘maju” (developed countries), pengembangan masyarakat tidak terlalu difokuskan pada penyediaan kebutuhan dasar masyarakat, tetapi lebih diarahkan pada mengembangkan proses demokrasi yang ada, dan mengembangkan konklusi logis dari masalah-masalah yang ada. Tujuan utama pergerakan adalah pengembangan ‘harga diri’ (dignity) dan kepuasan berpartisipasi. Pada sisi lain, pada berbagai Negara berkembang, focus perhatian dari pengembangan masyarakat lebih diarahkan pada peningkatan kesehatan masyarakat, peningkatan kondisi ekonomi komunitas, pembuatan fasilitas infrastruktur, membangun fasilitas rumah untuk kelompok ‘miskin’, mengembangkan pendidikan dasar, menengah dan kejuruan, serta menyiapkan lapangan kerja.

           Di Indonesia, istilah ‘pembangunan masyarakat’ (pembangunan = development, masyarakat = community) digunakan untuk menggambarkan pembangunan bangsa secara keseluruhan. Sedangkan dalam arti yang ‘sempit’ istilah pengembangan masyarakat di Indonesia sering dipadankan dengan ‘pembangunan masyarakat desa’ dengan mempertimbangkan desa dan kelurahan berada pada tingkatan yang setara, sehingga pengembangan masyarakat (desa) kemudian menjadi setara dengan konsep ‘pengembangan masyarakat lokal’ (locality development) yang dikemukakan oleh Rothman dan Tropman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar